Sunday, September 23, 2012

Cukup Untukku

Tak apa jika langitku kelabu sore ini, jika gerimisku jatuh saat ini, jika malamku penuh dengan badai dan dingin. Aku akan baik-baik saja. Aku hanya ingin sendiri, hanya ingin habiskan rasa ini sembari melukiskan senyummu dalam sepi malam.

Tak apa jika aku bersakit saat ini. Jika merindukanmu amat dalam dan perih, jika mengaharapkanmu ada namun tak pasti. Aku akan baik-baik saja. Aku hanya ingin kau mengerti, ini yang kurasa dan tak akan ku ingkari. Aku ingin sendiri, diam dan mengunci bibirku.

Ini paradeku, ini lintasanku dan tentangmu yang tak akan pernah ku mengerti. Ini ruangku, ini persimpanganku dan semua tetap tentangmu, tiada henti.
Ini hatiku, kepinganku, tiadamu, sunyi.

Tak apa jika ku bersedih saat ini. Untukmu yang ku sayangi. Untuk sebuah rotasi. Untuk kita, kau, aku dan kini. Untuk sebuah alasan yang tak pernah ku pahami. Dan aku akan baik-baik saja.
Aku rindu padamu, hanya itu. Ku sayang padamu, tidak karena kau.
Ini aku, ini rasaku, ini cintaku, jika tidak kau maka tidak pula aku.

Jadi biarkan aku sendiri malam ini.
Tak apa jika ku menangis malam ini karena aku masih punya hati untuk merasa, untuk meminta, untuk memberi, untuk berharap, untuk mencinta, untuk dicinta, dirimu...

Itu saja, dan cukup untukku.

Saturday, September 22, 2012

INTEGRASI NASIONAL


PENDAHULUAN
Sifat majemuk dari bangsa Indonesia, disamping merupakan kebanggaan hendaknya pula dilihat bahwa suatu negara dengan keanekaragaman suku-bangsa dan kebudayaan mengandung potensi konflik. Oleh karenanya guna menuju suatu integrasi nasional Indonesia yang kokoh, terdapat berbagai kendala.
Dalam rangka mempersatukan penduduk Indonesia yang beranekawarna, Koentjaraningrat (1982:345-346) melihat ada empat masalah pokok yang dihadapi, ialah (a) mempersatukan aneka-warna suku-bangsa, (b) hubungan antar umat beragama, (c) hubungan mayoritas-minoritas dan (d) integrasi kebudayaan di Irian Jaya dengan kebudayaan Indonesia. Diantara sekitar 210 juta orang penduduk Indonesia dewasa ini, sulit diketahui secara pasti distribusi jumlah dari masing-masing suku-bangsa.
Terakhir kalinya, Sensus Penduduk di Indonesia yang memuat items suku-bangsa adalah yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda; yang hasilnya dimuat dalam Volkstelling(1930). Sensus Penduduk Indonesia yang dilakukan pada 1970 dan dalam dasawarsa berikutnya, tidak mencantumkan items suku-bangsa. Mengingat hal tersebut, ada kesulitan untuk mengetahui secara pasti laju pertumbuhan penduduk berdasarkan suku-bangsa dan distribusi mereka. Sekalipun demikian, ada pula berbagai usaha untuk mengetahui hal di atas, antara lain pernah dicoba oleh Pagkakaisa Research (1974), antara lain disebutkan bahwa suku-bangsa bahwa Jawa mencapai 45,8 % dari total penduduk Indonesia pada 1974 (sekitar 120.000.000 orang). Berbagai distribusi penduduk Indonesia berdasarkan suku-bangsa ialah Sunda (14,1 %), Madura (7,1 %), Minangkabau (3,3 %), Bugis (2,5 %), Batak (2,0 %), Bali (1,8 %), 24 suku-bangsa lainnya (20,3 %) dan orang Cina (2,7 %). Sementara itu, di kalangan para pakar masih terdapat perbedaan dalam mengklasifikasikan penduduk di Indonesia ke dalam suatu konsep suku-bangsa.
Koentjaraningrat (1982:346-347) menilai bahwa berapakah sebenarnya jumlah suku-bangsa di Indonesia, sampai saat kini masih sukar ditentukan secara pasti. Hal ini disebabkan ruang lingkup istilah konsep suku-bangsa dapat mengembang atau menyempit, tergantung subyektivitas. Sebagai contoh, paling sedikit di Pulau Flores terdapat empat suku-bangsa yang berbeda bahasa dan adat-istiadatnya, ialah orang Manggarai, Ngada, Ende-Lio dan Sikka. Namun kalau mereka ada di luar Flores, mereka biasanya dipandang oleh suku-bangsa lainnya atau mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai satu suku-bangsa, ialah Flores.
Hal ini juga terjadi dikalangan suku-bangsa Dayak di Pulau Kalimantan. Menurut H.J.Malinckrodt, orang Dayak diklasifikasikan ke dalam enam rumpun atau stammen ras, ialah Kenya-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Moeroet, Klemantan dan Poenan. Selanjutnnya jika diamati lebih lanjut, di kalangan orang Dayak Kalimantan ada 405 suku-bangsa yang saling berbeda satu dengan lainnya. Jika mereka berada di luar Pulau Kalimantan, orang lain menyebut mereka dan mereka sendiri mengidentifikasikan dirinya sebagai suku-bangsa Dayak, akan tetapi di Kalimantan sendiri antara satu dengan yang lain merasa memiliki perbedaan.
Demikian pula hanya di Irian Jaya, berdasarkan penelitian dari Summer Language Institute, paling tidak terdapat 252 suku-bangsa yang masing-masing memakai bahasa yang berbeda. Mengingat hal tersebut maka, Koentjaraningrat memandang perlu upaya pendifinisian konsep suku-bangsa di Indonesia secara ilmiah, antara lain dengan mengambil beberapa unsur kebudayaan sebagai indikator yang dapat berlaku bagi semua “suku-suku-bangsa” yang ada di Indonesia. Upaya untuk memahami keanekaragaman suku-bangsa dan kebudayaan di Indonesia adalah sekaligus berpretensi pula mengungkapkan berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi di kalangan suku-bangsa yang saling berbeda kebudayaannya.
Dengan mempelajari proses interaksi sosial yang terjadi, sekaligus diharapkan akan memberikan pengetahuan tentang proses-proses sosial di kalangan mereka sehingga akan diketahui segi dinamis dari masyarakat dan kebudayaan. Berbagai perubahan dan perkembangan masyarakat yang merupakan segi dinamis adalah akibat interaksi sosial yang terjadi diantara para warganya, baik orang perorangan, orang dengan kelompok maupun antar kelompok manusia. Kerjasama (cooperation), persaingan (competition), pertikaian (conflict), akomodasi (acomodation), asimilasi (assimilation), akulturasi (acculturation) dan integrasi (integration) merupakan proses-proses sosial yang perlu diperhatikan dalam rangka studi hubugan antar suku-bangsa, terutama untuk mempercepat terwujudnya integrasi nasional Indonesia yang kokoh.
PEMBAHASAN
Kata integrasi berasal dari bahasa inggris, integration yang berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Integrasi juga berarti proses mengkoordinasikan berbagai tugas, fungsi, dan bagian-bagian, sedemikian rupa dapat bekerja sama dan tidak saling bertentangan dalam pencapaian sasaran dan tujuan.
Webster’s New Collegiate Dictionary menguraikan, to integrate: 1. to form or blend into a whole; 2. to unite with something else; 3. to end the segregation orf and bring into comoon and equal membership in society or an organization. integrasi suatu bangsa terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur, seperti suku bangsa, tradisi, kepercayaan atau agama, social budaya, dan budaya ekonomi sehingga terwujud satu kesatuan wilayah, politik, ekonomi, social, dan budaya yang membentuk jati diri suatu bangsa. Proses integrasi tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan suatu proses yang panjang dalam waktu yang cukup lama. Integrasi dapat dibedakan menjadi tiga :
  1. Integrasi kebudayaan
Integrasi kebudayaan adalah penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat
  1. Integrasi sosial
Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi bagi masyarakat tersebut.
Para penganut paham fungsionalisme struktrua menyatakan bahwa sistem sosial terintegrasi di atas dua landasan yaitu,
Masyarakat terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus di antara sebagian besar anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental. Masyarakat terintegrasi oleh karena anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial. Hal tersebut dikenal dengan cross cuting affiliations yaitu adanya loyalitas ganda para anggota masyarakat. Hal ini akan meminimalisir terjadinya suatu konflik karena dengan adanya loyalitas ganda maka konflik yang akan segera dinetralkan.
Sedangkan para penganut paham pendekatan konflik, menyatakan bahwa suatu integrasi dapat terwujud atas adanya coercion (paksaan) dari suatu kelompok / satuan sosial dominan terhadap kelompok / satuan kelompok lain, atau pun adanya saling ketergantungan di bidang ekonomi antara berbagai kelompok / satuan sosial yang ada dalam masyarakat.
Syarat-syarat integrasi sosial ; integrasi sosial dapat terbentuk apabila para anggota masyarakat bersepaka mengenai struktur kemasyarakatan, nilai-nilai, dan norma serta pranata sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Di samping itu juga diperlakukan adanya kesepakatan mengenai batas teritorial / wilayah yang jelas akan tempat / negara yang mereka tinggali. William F. Ogburn dan Mayern Nimkoff mengemukakan tentang syarat berhasilnya suatu integrasi sosial sosial yaitu kemampuan untuk mengisi kebutuhan anggota masyarakat satu dengan lainnya, sehingga terjalin hubungan yang baik dan saling menjaga keterikatan satu dengan yang lain. Nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut berlaku dalam waktu yang cukup lama dan telah dilaksanakan secara konsisten.
Faktor pendorong integrasi sosial
Integrasi sosial dapat terjadi apabila didukung oleh berbagai faktor : a. Homogenitas kelompok, integrasi sosial akan lebih mudah di capai ketika tingkat kemajemukan suatu masyarakat tersebut kecil, b. Besar kecilnya kelompok, tingkat kemajemukan suatu masyarakat dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya kelompok yang ada, c. Mobilitas geografis, terjadinya perpindahan menyebabkan terjadinya penyesuaian diri dengan keadaan sosial budaya masyarakat yang dituju, d. Efektivitas dan efesiensi komunikasi. Komunikasi merupakan media yang sangat penting dari proses integrasi sosial yang akan diciptakan.
  1. Integrasi nasional
Integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan di masyarakat secara nasional sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut.
Integrasi adalah proses sosiologis dan antropologis yang tidak bisa dilakukan dan ditempuh dalam waktu yang singkat. Tetapi memerlukan proses pembudayaan dan konsensus sosial politik diantara suku bangsa (etnik) yang ada di dalam negara kesatuan Indonesia. Kalau kita menggunakan pendekatan konflik sebagaimana diilustrasikan oleh Lewis C. Coser dan George Simell, maka kerangka masyarakat yang akan kita dapatkan adalah integrasi yang selalu berada dalam bayang-bayang konflik antar etnik yang berkepanjangan. Kalau kita mengikuti pandangan penganut fungsional struktural dari Auguste Comte, melalui Durkheim sampai denganParsons, maka yang akan menjadi faktor mengientegrasikan masyarakat Indonesia tentulah sebuah nilai umum tentang kesepakatan bersama antar masyarakat.
Nilai-nilai umum tertentu yang disepakati  secara bersama itu tidak hanya disepakati oleh sebagian besar orang (etnik), akan tetapi lebih daripada itu nilai-nilai umum tersebut harus dihayati melalui proses sosialisasi, akulturasi, asimilasi, dan enkulturasi. Proses ini pernah dibuktikan oleh kesepakatan bersama dalam sumpah pemuda yang menghasilkan nasionalisme dan menyatukan rakyat Indonesia secara sosial dan politik dengan semboyannya; satu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa.
Mengikuti pemikiran R. William Liddle, konsensus nasional yang mengintegrasikan masyarakat yang pluralistik pada hakekatnya adalah mempunyai dua tingkatan sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu integrasi nasional yang tangguh. Kedua syarat itu adalah: 1). Pertama sebagian besar anggota suku bangsa bersepakat tentang batas-batas teritorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik di mana mereka sebagai warganya.2). Apabila sebagian besar anggota masyarakatnya bersepakat mengenai struktur pemerintahan dan aturan-aturan dari proses politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat diatas wilayah negara yang bersangkutan. Lebih lanjutNasikun (1989; 73) menambahkan bahwa integrasi nasional yang kuat  dan tangguh hanya akan berkembang diatas konsensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat politik dan sistem politik yang berlaku  seluruh masyarakat tersebut. Kemudian, suatu konsensus nasional mengenai bagaimana  suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus diwujudkan atau diselenggarakan, melalui suatu konsensus nasional mengenai “sistem nilai” yang akan mendasari hubungan-hubungan sosial diantara anggota suatu masyarakat negara.
Sementara itu, menurut Max Weber bahwa sistem nilai merupakan dasar pengesahan (legitimacy) dari struktur kekuasaan (authority) suatu masyarakat, maka konsensus nasional mengenai bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus diwujudkan, pada akhirnya akan merupakan konsensus nasional terhadap suatu rezim tertentu yang sedang berkuasa. Dalam konteks Indonesia, maka proses integrasi nasional haruslah berjalan alamiah, sesuai dengan keanekaragaman budayanya dan harus lepas dari hegemoni dan dominasi peran politik etnik tertentu.
Proses integrasi harus melalui fase-fase sosial dan politik.  Mengikuti alur pemikiran Ogburn danNimkof (penganut fungsionalisme struktural) bahwa integrasi merupakan sebuah proses : Akomodasi—kerjasama—koordinasi—asimilasi. Asimilasi ini merupakan proses dua arah (to way process) antara etnik yang berbeda, sehingga diperoleh sebuah konsensus dan kesepahaman atas dasar keanekaragaman budaya. Konsensus nasional mengenai bagaimana kehidupan bangsa Indonesia harus diwujudkan atau diselenggarakan, dan sebagian harus kita temukan didalam proses pertumbuhan pancasila sebagai dasar falsafah atau ideologi negara. Sayang, para elite politik tidak pernah belajar dari sejarah pertumbuhan pancasila, sehingga orientasi mereka bukanlah semata-mata untuk kepentingan persatuan, kesatuan, dan kejayaan bangsa Indonesia.
Sehingga mereka tidak pernah memahami budaya politik lokal dan aspirasi budaya lokal, yang mereka utamakan adalah kekuasaan, golongan, partai sebagai “eternal oriented”. Akhirnya akses ekonomi dan politik yang seharusnya menjadi milik masyarakat  (etnik) terkooptasi oleh mereka, maka kesenjangan dan ketidakpuasan adalah hasil yang kita lihat sekarang ini. Kalau hal ini terus dipelihara, maka KKN, distorsi hukum, konflik antar etnik, sparatisme, dan keterpurukan akan menjadi santapan pagi seluruh rakyat Indonesia. Dan nasib bangsa Indonesia menjadi “almarhum” macam Uni Soviet dan Yugoslavia tinggal menunggu waktu
Faktor pembenahan pada aspek ekonomi dan pembangunan sangat stratgis dalam membangun integrasi nasional yang lebih kuat. Oleh Mochtar Mas’oed (1986) bahwa integrasi nasional bisa berhasil jika terbangun tiga dimensi modernisasi politik secara siginifikan, yakni: pembinaan bangsa (nation building), pembinaan negara (state building) dan pembangunan ekonomi. Meski tidak berdiri sendiri karena aspek pembangunan dan hubungan sosial dan kepercayaan masyarakat dengan elit juga saling terkait.
Integrasi nasional memang berhubungan satu sama lain dengan problem kebangsaan yang terjadi selama ini, termasuk juga soal relasi sosial yang terbangun di tengah masyarakat, baik antara masyarakat dengan masyarakat, maupun masyarakat dengan negara (pemerintah). Terlebih lagi pada aspek ekonomi hubungannya dengan proses pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. didukung oleh pendapat Higgins yang memahami integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional. Diarahkan pada pembentukan wewenang kekuasaan nasional atas unit-unit politik yang lebih kecil (kelompok sosial). Selain itu, integrasi sering digunakan untuk menunjuk integrasi elite dan masyarakat, termasuk sikap dan perilaku integratif warga negara serta penguatan pada konsensus nilai dalam memelihara ketertiban sosial dan penyelesaian konflik.
KESIMPULAN
Kata integrasi berasal dari bahasa inggris, integration yang berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Integrasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu, integrasi sosial, integrasi kebudayaan, dan integrasi nasional. Integrasi suatu bangsa terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur, seperti suku bangsa, tradisi, kepercayaan atau agama, sosial budaya dan sistem ekonomi sehingga terwujud satu kesatuan wilayah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk jati diri suatu bangsa.
Proses integrasi tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan suatu proses yang panjang dalam waktu yang cukup lama. Integrasi nasional memang berhubungan satu sama lain dengan problem kebangsaan yang terjadi selama ini, termasuk juga soal relasi sosial yang terbangun di tengah masyarakat, baik antara masyarakat dengan masyarakat, maupun masyarakat dengan negara (pemerintah).
DAFTAR PUSTAKA
Nurseno. 2004. Kompetensi Dasar Sosiologi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharko, dkk. 1996. Pengantar Sosiologi. Klaten: Intan Pariwara.

Saturday, September 15, 2012

Ban Kempes Jam 1 Malam

Oh iya, aku belom cerita yah kalo sekarang aku sudah pindah tempat kerja.
I mean, aku resign di tempat kerja yang dulu dan skerang sudah kerja di tempat kerja yang baru.
Dan tau ga sih, bos aku yang sekarang itu orang korea.
Hah, bisa pas aja gitu disaat orang-orang lagi menggila sama hal yang berbau korea,
dan aku setiap hari selalu dikelilingi sama orang-orang korea.
Kalo mereka ngobrol, heemm... udah dah., berasa ikut main di film korea tau gak..
tapi aku jadi peran yang bisu, ga bisa ngomong... hahahaa...
Ya iyalah, mau ngomong gimana, orang gak ngerti bahasanya... -____-"

Tapi bos aku ini baik.... banget banget...
Dia perhatian sama anak buahnya, sayang.
Tapi yang namanya bos yaaaa... yang punya perusahaan, sekarang bos mana coba yang gak galak?!
Apalagi kalo udah yang menyangkut perusahaan.
Bos aku ini mintanya yang perpect, cepet, dan serba ribet... ah, gimana yah mau jelasin
Ya pokoknya seperti itu deh, cobain aja gimana rasanya kerja sama orang luar negeri.
Beda banget dengan orang Indonesia.

Tapi di tempat kerja ini juga sering pulang malem,
Itu yang buat aku berat, mending deket yah dari rumah.
Lah ini, jarak dari rumah aku ke kantor atau sebaliknya itu sekali tempuh makan waktu 50 menit
Hampir sejam kan?!! Nah, makanya itu....
Jarak jauh terus pake pulang malem.... gimana papa mau gak keluar taringnya setiap hari.
Haaaahhhhhh.... Ya Allah......

Sampe pernah nih hari sabtu aku kerja dan itu pulangnya jam 1 malem dari kantor.
Kantor aku kan letaknya di Pelabuhan Benoa Bali, dan untuk sampai ke kantor itu kita harus lewati jalan
besar lurus minim lampu dan SEPI, otomatis sepi dong yah kan udah jam 1 dini hari.
Pas ditengah jalan itu, tiba-tiba aku ngerasa ada yang aneh sama motor aku.
Loh ini kenapa goyang-goyang gini yaa jalannya, wah ban nya pasti gak beres ini. gitu pikir aku.
Aku berhenti dan coba ngecek, ternyata bener aja ban belakang motor aku anginnya udah mulai berkurang.
Artinya apa?? Iya.... Ban motornya KEMPES!! Yaa Allah ya Tuhanku...
Kenapa gak besok aja sih kempesnya... rela deh... mending kek ini mobil aku masih bisa diem di dalemnya.
tapi ini motor loh, aku mau berlindung dimana? misalnya hujan atau ada apa dijalan...
Sumpah saat itu aku takut, kaget, bingung, gak tau mau gimana.
Aku takut ada orang jahatin aku, terus aku diperk*s* terus aku mati disana terus besoknya muncul
berita di koran "telah ditemukan sosok mayat gadis di jalan pelabuhan dan bla.. bla.. bla....."
Ya Allah Ya Allah..... aku gak mau aku gak mauu... Aku mau ketemu Mama Papa...
Saat itu juga aku langsung nangis. Itu aku udah panik duluan...
Terus aku coba buat tenang sambil hubungin orang yang kira-kira bisa bantu aku...
Akhirnya temen sekantor aku, Amin, yang pulang malem bareng aku,
dia posisi udah di depan gate pelabuhan tapi balik lagi buat cari aku.
Dia bantu aku, temenin aku buat cari tambal ban (walaupun rasanya mustahil ada tambal ban disana dan masih buka di Jam 1 Dini Hari). Dan memang gak ada yang buka.
Setelah nuntun motor sekian jauh, pas di depan gate pelabuhan ada kantor polisi, aku pasrah terus coba ngomong sama polisinya buat nitip motor aku. Untuk aja bisa ditipin di kantor polisi, dan polisinya mau lagi jagain... katanya dijamin ama deh motornya dititip disini.
Huwaaaa..... Syukur Alhamdulillah ya Allah...
Terus aku pulang gimana, heheeee... ada Amin. Dia yang nganter aku pulang sampe rumah ayani,
padahal niat awal kan pengen pulang ke rumah di dalung. Karena besok minggu.
Kebayang dong gimana marahnya Papa kalo Papa tau kejadian ini???!!!

Besok paginya aku telepon Papa, maksud aku telepon papa buat nemenin ambil motor di kantor polisi
terus bawa motornya ke bengkel.
Dan begitu Papa tau kejadiannya, wuuuhhhhh... aku di amuk, dikasih omongan panjang lebar.
Dirusuh berhenti kerja disana. Dan itu Papa gak mau tau, dia bilang aku harus berhenti. TITIK!!
Yah Pah, berehenti sih berhenti.. tapi kan gak bisa sekarang mau sekarang bisa... :( :( :(

Setelah motor aku diambil di kantor Polisi dan dibawa ke bengkel, Papa bilang aku harus pulang ke dalung.
Tau gak untuk apa?? Untuk di adili sama Mama -___-"
Mama ngomong begini, tanya begitu... Papa juga ikut nimpalin...
Jadi double-double kan kena marahnya...
HHUUUFFFTTTTT...  :( :( :( :( :(

Tuesday, September 11, 2012

AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA


AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA

A.    Kelemahan dan Kelebihan Kos Historis Sebagai Data Untuk Penilaian Elemen Laporan Keuangan

Kelemahan penggunaan nilai historis menurut Muljono antara lain:
1.      Adanya pembebanan biaya yang terlalu.
2.      Nilai aktiva yang dicatat dalam neracaakan mempunyai nilai yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan harga daya beli uang terakhir.
3.      Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi akan dibebankan terlalu kecil dan mengakibatkan laba dihitung terlalu besar,
4.      Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh perhitungan tersebut tidaklah riil apabila diukur dengan perkembangan daya beli uang yang sedang berlangsung,
5.      Perusahaan tidak akan memperahankan pendapatannya dan ada kecenderungan terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan pembayaran pajak
Bebarapa kelebihan kos historis yaitu sebagai berikut:
1.      Kos historis relevan dalam membuat keputusan ekonomi
2.      Kos Historis berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya.
3.      Selama sejarah, laporan keuangan yang menggunakan kos historis sangat berguna.
4.      Pengertian terbaik mengenai konsep keuntungan adalah kelebihan dari harga jual kos historis.
5.      Akuntan harus menjaga integritas datanya dari modifikasi internal.
6.      Seberapa bergunanya laporan keuangan tergantung dari current cost atau exit price.
7.      Perubahan dalam harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.
8.      Terjadi ketidakcukupan data dalam membenarkan penolakan kos historis.


B.     Perubahan Harga dan Karakteristiknya

Perubahan harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek dan jumlah rupiah yang menggambarkan nilai objek pada saat tertentu. Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa ada tiga jenis perubahan harga yaitu :
  1. Perubahan harga umum. Perubahan karena inflasi atau daya beli. Terjadi perubahan meskipun manfaat atau daya tukar barang sama.
  2. Perubahan harga spesifik . Perubahan karena persepsi terhadap manfaat barang atau perubahan teknologi. Terjadi perubahan meskipun tidak terjadi perubahan daya beli.
  3. Perubahan harga relative. Perubahan harga spesifik setelah pengaruh perubahan daya beli dipisahkan atau diperhitungkan.

C.    Akuntaansi Daya Beli Konstan

Tujuannya adalah mempertahankan capital atas dasar daya beli. Dalam operasinya perusahaan akan menggunakan atau mengorbankan daya beli asset untuk memperoleh asset lain dalam rangka menghasilkan pendapatan. Dengan konsep daya beli konstan, daya beli dapat menjadi golongan kapital yang lain yaitu kapital daya beli. Kapital daya beli sebenarnya merupakan kapital finansial.


D.    Akuntansi Kos Sekarang (Current Cost Accounting)

Tujuannya adalah mengukur laba suatu perioda dengan mempertahankan kapital semula. Dasar pengukuran dalam kaitan dengan perubahan harga :
1.      Kos Pengganti:  Dengan dasar ini, penekanan diletakkan pada kos penggantian asset yang dikuasai perusahaan dengan asset yang sejenis atau sama fungsinya.
2.      Nilai Jual Sekarang: Dengan dasar ini, kos sekarang asset diukur atas dasar harga asset seandainya pada saat sekarang perusahaan memilih untuk menjual asset tersebut alih-alih memakainya untuk operasi.
3.      Nilai Terrealisasi Harapan: Pada prinsipnya, pendekatan ini sama dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar nilai sekarang aliran kas masa datang yang diterima dari asset atau dibayar untuk asset atau utang bersangkutan.

Sunday, September 9, 2012

HUBUNGAN SOSIOLOGI DAN POLITIK DENGAN EKONOMI

1.                  Hubungan Sosiologi dengan Ekonomi
Sosiologi Ekonomi mempelajari berbagai macam kegiatan yang sifatnya kompleks dan melibatkan produksi, disribusi, pertukaran dan konsumen barang dan jasa yang bersifat langka dalam masyarakat. Fokus analisis untuk Sosiologi Ekonomi adalah pada kegiatan ekonomi, dan mengenai hubungan antara variable-variabel sosiologi yang terlibat dalam konteks non-ekonomis. Pola dan sistem yang berlaku dalam mekanisme pasar interaksi ekonomi yang dilakukan antar individu dan masyarakat sebenarnya berawal dari hubungan yang sederhana antara individu dan masyarakat (interaksi sosial) dalam rangka mengatasi kelangkaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa, ekonomi tidak dapat dipisahkan dari aspek sosial. Bahkan aktivitas ekonomi selalu melekat dalam sosialitas tempat kejadian ekonomi itu berlangsung. Begitupun berlaku yang sebaliknya.
Sebagai misal proses produksi dan proses distribusi dengan berbagai analisa yang digunakan disiplin ekonomi ternyata masih mempunyai sisa untuk dipandang dari segi ilmu sosiologi. Proses produksi dalam pandangan sosiologis ternyata memiliki peran yang cukup vital dalam rangka mempertahankan eksistensi (keberadaan) sebuah masyarakat. Proses produksi dilihat sebagai institusi ekonomi berperan untuk mengadakan kebutuhan-kebutuhan ekonomis sebuah masyarakat. Oleh karena itu, proses produksi tidak hanya dilihat dari segi ekoomis tetapi juga sosiologis yang mempunyai peran subsistem dalam sebuah struktur masyarakat. Dalam proses distribusi atau pertukaran terlihat proses relasi antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi. Dengan mencermati proses distribusi kita bisa melihat secara sosiologis bagaimana kegiatan masyarakat berkegiatan dalam bidang ekonomi. Dalam proses inilah yang merupakan relasi antara permintaan dan penawaran kita semakin melihat manusia sebagai makhluk ekonomis dan juga makhluk sosial.


2.                  Hubungan Politik dan Ekonomi
Jika ditinjau dari segi kehidupan masyarakat pengaruh ilmu politik dan ekonomi jelas saling bergantung, keduanya saling membutuhkan, bisa dikatakan salah satu diantara keduanya tidak bisa berjalan tampa iringan satu sama lain. Maka lazimya untuk mempelajari kedua pelajaran ini amat terkait dan terhubung. Ekonomi berpengaruh dalam politik hanya dibeberapa titik saja, dimana titik penghasilan dan penyaluran dari kekayaan sangatlah besar pengaruhnya didalam pemerintahan. Bahkan juga disebabkan dari berbagai penyelesaian permasahan yang memang lazim timbul didalam Bernegara.
Terdapat perbedaan yang mendasar antara konsep politik dan konsep ekonomi, akan tetapi meski demikian kedua istilah tersebut sering di jumpai secara bersamaan atau bergandengan, seperti istilah “politok ekonomi, ekonomi politik atau politik dan ekonomi” hal itu menurut hemat pemakalah menunjukkan bahwa antara “Politik” dan “Ekonomi” memiliki keterkaitan. Keterkaitan yang dimaksud ialah bahwa disatu sisi, konsepsi politik yang banyak membicarakan persoalan tata negara, selalu berusaha untuk mewujudkan sebuah sistem ketatanegaraan yang baik, untuk mewujudkan kesejahteraan negaranya. Sementara disisi lain konsepsi ekonomi yang banyak membicarakan tentang kebutuhan hidup warga negara (produksi, komsumsi, dan distribusi) selalu berusaha untuk memberikan solusi dan mekanisme agar kebutuhan warga negara bisa terpenuhi.
Ronald H. Cilcote dalam bukunya “Teori Perbandingan Politik pada bagian awal beranggapan bahwa persoalan politk bisa diisolasi dari pertanyaan-pertanyaan non-politik, akan tetapi dengan analisis yang sangat mendalam ia berkesimpulan bahwa ternyata politik tidak bisa dilepaskan dari pertanyaan-pertanyaaa non-politik, termasuk social dan ekonomi, menurutnya dalam usahanya mencari sebuah paradigma radikal, para ahli politik selalu menghubungkan dengan ide Marx dan pertanyaan-pertanyaan tentang ekonomi politik.

Thursday, September 6, 2012

KONSEP LABA DAN PENGUKURANNYA


KONSEP LABA DAN PENGUKURANNYA

A.    Pengertian
Pengertian yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Dari segi struktur akuntansi, konsep laba adalah yang paling dapat diterima karena objektivitas pengukurannya yang menjadi tolak ukur  prestasi atau kinerja perusahaan dan dapat digunakan investor atau kreditor untuk memprediksi aliran kas.

B.     Konsep Mempertahankan Kapital
Kapital dapat dikatakan sebagai suatu sediaan kemakmuran pada saat tertentu untuk digunakan atau dinikmati dimasa yang akan datang. Pada konsep mempertahankan kapital aktiva dipandang sebagai kapasitas produksi barang. Kapasitas yang harus dipertahankan dapat diwujudkan dalam bentuk fasilitas fisik, aktiva total, aktiva bersih dan volume produksi atau penjualan. Dengan konsep mempertahankan kapital untuk menentukan besarnya laba akan timbul persoalan tentang pengukuran kapital.

C.    Kapital Fisik dan Finansial
Kapital fisik adalah sumber ekomonik yang dimiliki oleh perusahaan dalamrangka usaha untuk mempertahankan laba melalui produksi barang dan jasa karena itu kapital disini pengertiannya sama dengan aktiva yang dikelola oleh manajemen.
Kapital financial merupakan kekayaan dari sudut pandang pemegang saham. Disini kapital merupakan jumlah rupiah modal pemegang saham tanpa memperhatikan wujud atau bentuk aktiva fisiknya, lebih difokuskan pada jumlah rupiah investasi dalam perusahaan dari sudut pemilik.

D.    Skala Pengukuran Laba
Dalam metodelogi pengukuran terdapat empat macam skala yaitu : skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio. Bila dihubungkan dengan waktu maka skala pengukuran dibagi dua yaitu :
1.      Skala rupiah nominal, dalam skala ini jumlah rupiah yang digunakan sebagai unit pengukur adalah jumlah rupiah yang telah terjadi dan tercatat dalam akuntansi.
2.      Skala daya beli konstan, dalam skala ini pada dasarnya menggunakan unit moneter seperti pada skala rupiah nominal akan tetapi skala pengukurnya dibuat seragam dalam bentuk unit daya beli yang konstan dengan cara pengindeksan skala rupiah nominal.

E.     Pengukuran Laba Atas Konsep Mempertahankan Kapital
Pengertian kapital dalam konsep ini adalah kapital neto. Kapital neto dapat dipandang dari sudut pihak pemegang saham, ini berarti kapital dipandang sebagai kapital finansial. Untuk mengukur laba capital awal dan akhir dapat dinilai atas dasar : kapitalisasi aliran kas harapan, harga pasar perusahaan, jumlah stara kas sekarang, kos historis, harga masukan historis, harga masukan sekarang dan jumlah rupiah daya beli konstan.

Sunday, September 2, 2012

Pake Tongkat Itu Gak Enak !!

Kemarin aku liat cewek jalan di trotoar pake tongkat dengan kaki di gips.
Dari liat keadaannya aja bisa tau kalo dia pasti abis ngalami patah tulang. Entah karena jatuh ato kecelakaan.
Tapi liat keadaannya itu bikin aku inget sama kejadian aku dulu.

Eeehhmmm aku juga dulu pernah ngalami patah tulang.
Jadi awal ceritanya ituuuuu eeehhmmmmm... waktu itu aku baru aja naik kelas 5 SD.
Disekolah ngadain les tambahan untuk siswa kls 5 dan kls 6 SD dan saat itu aku lagi disiapkan untuk wakilin sekolah ikut lomba murid teladan tingkat daerah. Perasaan pasti seneng dong yah sebagai murid terpilih buat wakilin sekolah, gimana bangganya papa mama saat itu. Yah walaupun masih tingkat daerah...
Tapi semuanya gak ada lagi gara-gara kejadian itu.
Jadi waktu itu, sore hari, pulang les, aku nemenin temen (Putri) cari wartel karena dia harus tlp ortunya buat jemput dia di sekolah. Posisi wartel itu ada diseberang jalan raya. Sebenernya kita perginya rame-rame, cuma kebetulan aja aku jalannya didepan sama Putri dan temen yang lain jalan di belakang.
Sampe pas mau nyebrang jalan, aku ragu-ragu mau nyebrang. Saat itu jalanan rame, dan aku yang masih umur sekitar 10 tahun belom ngerti bener yang namanya nyebrang jalan. Aku sama Putri nekat nyebrang duluan, gak nunggu temen-temen yang lain yang masih dibelakang. Baru sekitang tiga langkah kita nyebrang, aku liat Putri mau ditabrak sama mobil sedan putih. Begitu tau Putri mau ditabrak, aku refleks aja narik tangan Putri. Kita selamat dari mobil sedan putih, tapi gak lama kemudian  dari kanan aku muncul motor dan langsung nabrak aku. Ban motor itu tepat banget nabrak bagian kaki kanan aku, aku jatuh terus guling-guling ke pinggir trotoar. Sementara Putri yang tadinya tepat ada di sisi kiri aku juga kena tabrak. Bahkan dia sampe ikut keseret jatuh sama motornya sampe kurang lebih 20 meter dari posisi aku, itu gara-gara bajunya Putri nyangkut di spion motor itu. Kejadiannya cepet banget, kaya sekejap mata gitu. Keliatannya emang lebih parah Putri yaa sampe keseret sejauh itu, tapi nyatanya aku yang lebih paraaahhh... -_-

Abis ketabrak itu aku masih dalam keadaan sadar, yang aku rasain cuma ada sesuatu yang aneh sama kaki kanan aku. Aku coba buat berdiri, rasa anehnya itu makin kerasa, waktu aku cek ternyata ada bendulan di kaki kanan aku. Aku liat kaki kanan aku agak bengkok. Aku coba buat jalan sambil cari Putri di seberang yang lagi dikerumunin orang-orang, tapi tiba-tiba aku ngerasa ada  yang bunyi di kaki kanan aku, "tak" yah kurang lebih seperti itu deh. Terus rasa sakit bukan main aku rasain di kaki kanan. Sakiiiitttt banget!!! Sakitnya itu sampe nusuk ke ulu hati, gimana sih jelasin, pokoknya sakit banget gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saat itu juga aku jatuh di pinggir jalan. Dan ternyata ada Bapak-bapak yang dari tadi di samping aku, dia pegang bahu aku. Begitu aku noleh, ternyata Bapak itu guru Bhs Inggris di sekolah. "Huhuhuuu Pak Guru sakit banget pak, sakit...!!"

Pak Guru liat aku yang meringis kesakitan, terus dia coba liat kaki aku, dia bilang "Ika jangan jalan dulu, tunggu sebentar!!". Gak lama Pak Guru muncul dan langsung gendong aku masuk ke dalem mobil, aku sendiri gak tau waktu itu mau dibawa kemana. Aku cuma bisa nangis sambil bilang "Ika mau pulang... Ika mau pulang..."

Pak Guru ini Guru yang paling aku suka di sekolah, dia baik banget sama aku, dia juga yang bimbing aku buat ikut lomba murid teladan.

Sampe di Rumah Sakit, aku langsung dibawa ke ruang UGD. Disana, aku bener-bener dikerjain sama perawat-perawatnya, kaki aku ditempeli dua kayu balok terus diperban dengan ikatannya yang kuat banget bikin sakitnya itu makin kerasa. Sampe sekarang aku masih bisa bayangin gimana sakitnya saat itu. Di UGD aku cuma ditemenin sama Pak Guru, gak ada Papa gak ada Mama. Keadaan Putri juga aku gak tau gimana.

Sampe akhirnya Papa Mama dateng. Dan begitu mereka liat keadaan aku, Papa langsung nangis sambil peluk aku sementara Mama kaget pucat dan hampir pingsan.
Setelah Papa bicara sama dokter, akhirnya dipurtusin kalo aku harus dibawa ke RS pusat karena ternyata di RS ini gak ada dokter yang bisa nangani kondisi aku saat itu.
Terus aku dirujuk, dibawa ke RS pusat. Sampe saat itu aku masih belom ngerti apa yang aku alami, pokoknya kaki kanan aku SAKIT bukan main.

Sambil nangis, Papa jelasin kalo aku harus di operasi. Iya, kaki aku harus di Operasi. Kata papa, aku ngalami yang namanya patah tulang dan tulang yang patah itu dua bagian. Satu di bagian tengah tulang kering, satunya lagi di bagian ujung dekat tempurung.
Oh Tuhannnn... rasanya ituuu... Hah, pokoknya gak bisa diungkapin dah. Yang ada dipikiran aku saat itu cuma "aku gak bisa jalan lagi, aku takut"

Sambil nunggu mau di Operasi itu, aku gak boleh makan minum sampe jam 2 malam. Dan selama itu juga aku nahan yang namanya rasa sakit di dalam kaki aku itu. Air mata aku sampe kering, nangis tapi gak keluar air mata lagi. Bibir aku luka-luka karena aku gigitin, tenggorokan juga rasanya tercekat. Saat itu banyak sodara-sodara pada dateng buat liat keadaan aku.

Setelah selesai Operasi, aku dapetin kaki kanan aku udah dalam keadaan di Gips dari ujung jari sampai pangkal paha. Waktu di Operasi sih gak kerasa sakitnya, karena aku dibius total jadi aku gak ngerasain apa sama sekali. Nah setelah Oerasi ini, sakitnya mulai kerasa lagi. Dan itu lebih parah dari sakit yang di awal tadi. SUMPAH !!

Gara-gara kecelakaan itu, aku harus pake gips dan jalan pake dua tongkat selama kurang lebih 4 bulan. Selama itu juga aku harus bolak balik rumah sakit setiap minggu buat kontrol kaki aku. Untung aja kata dokter aku masih bisa jalan, dan waktu operasi kaki aku gak harus pake pen besi pengambung di bagian tulangnya. Kata dokter karena aku masih masa pertumbuhan jadi gak perlu pake pen.
Selama 4 bulan juga aku cuma diam dirumah, gak kemana-kemana, hari raya Idul Fitri waktu itu orang-orang pada jalan-jalan aku cuma nonton di rumah ditemenin Papa Mama sama Ira yang masih umur 2 tahun.

Gara-gara kejadian itu juga aku batal wakilin sekolah buat lomba murid teladan, mungkin bisa untuk pelajarannya... tapi murid teladan kan ada test olah raganya juga... sementara aku masih belom boleh ikut pelajaran olah raga sampe kaki aku dinyatakan bener-bener sembuh total.

Empat bulan kemudian. aku bener-bener sudah bisa jalan tanpa bantuan tongkat. Rasanya seneng banget, bisa pergi-pergi lagi tanpa ditemenin tongkat. Tapi tetep aja Papa Mama wanti-wanti sama aku, jalannya harus hati-hati gak boleh jatuh gak boleh kena hantaman benda. Katanya takut tulangnya retak.

Oh iya, sementara Putri saat itu, begitu abis kecelakaan dia juga dibawa ke rumah sakit yang sama sama aku, cuma dia dibawa pake motor. Dan keadaannya dia gak parah banget sih, cuma luka-luka di kaki sama tangannya. Yah mungkin bisa dibilang parah lukanya, tapi tetep aja gak sampe patah tulang kaya aku. Tiga hari setelah kejadian juga Putri sudah masuk sekolah lagi, sementara aku nunggu sampe sebulan baru bisa sekolah lagi. Karena aku harus penyesuain dengan kaki yang di Gips dan belajar jalan pake tongkat. Itu yang sulit.

Hhhhhhhhh...... ya gitu lah,
Jadi aku bisa bayangin gimana repotnya cewek di jalan itu yang ribet bawa barang sambil pake tongkat....
Pokoknya, PAKE TONGKAT ITU GAK ENAK !!!